Kamis, 28 Juli 2011

kuliner, apem comal

COMAL - Di Pasar Comal, sejak dulu dikenal mempunyai jajanan khas yang hingga kini tetap digemari oleh sebagian besar masyarakatnya, yakni apem. Jajanan favorif yang kerap dijadikan oleh-oleh untuk keluarga, tetangga, saudara, hingga teman kerja.

Bu Hayati (47), salah seorang penjual jajanan apem kepada Radar, Rabu (9/9) kemarin mengatakan, penjualannya dalam dua minggu terkahir mengalami peningkatan dibanding awal-awal puasa. Hayati beranggapan pada awal puasa masyarakat masih menyesuaikan rasa ketika berbuka puasa. Baru setelah seminggu, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan yang manis-manis, mereka mulai menjadikan jajanan apem sebagai sajian dalam berbuka puasa.

"Biasanya sehari rata-rata bisa menjual 250 hingga 300 apem. Kini meningkat jadi 400 hingga 500 apem perhari, khususnya dalam dua minggu terakhir,"ujarnya.

Dijelaskan Hayati, cita rasa Apem Comal yang terbuat dari tepung beras dan gula jawa, sejak dulu memang terus terjaga hingga kini. Rasa manisnya sangat pas dan tidak membosankan atau manis-manis legit. Meskipun dalam pembuatannya masih menggunakan cara-cara tradisional. "Justru ini yang menjaga rasa, karena pembuatannya dari dalam hati penuh perasaan,"katanya sambil mengacungkan jarinya ke dada.

Dari jenisnya, Apem Comal juga masih mempertahankan dua bentuk yang selisih harganya masih bisa dijangkay oleh semua kalangan, yakni bentuk sedang dipatok seharga Rp 500, dan apem besar seharga Rp 600.

"Sangat murah, makanya rugi kalau ke Comal ga beli apem,"rayunya.

Menjelang datangnya lebaran 2009, Hayati bersama 30-an penjual apem lainnya, berharap penjualannya akan lebih meningkat sebagaimana tahun sebelumnya, dimana penjualan apem mengalami peningkatan 3 hingga 4 kali lipat. Ini sejalan dengan tradisi membawa oleh-oleh dalam bersilaturahmi. Khusus untuk persiapan lebaran Hayati mengungkapkan, biasanya masyarakat akan pesan Apem Comal 2 atau 3 hari sebelumnya. Hal ini mengignat banyaknya warga masyarakat pada saat lebaran yang memenuhi Pasar Comal untuk berbelanja, sehingga dikhawatirkan akan kehabisan.

Pembeli apem sendiri umumnya tidak dari Kecamatan Comal saja, sebagaimana dituturkan Hayati, karena banyak juga yang datang dari luar kota, secara khusus menyempatkan diri untuk membeli apem. "Banyak yang datang ketika mudik ke kampung, katanya untuk oleh-oleh buat dirumah. Tapi tidak itu saja, waktu balik lagi ke Jakarta juga banyak yang membawa oleh-oleh Apem Comal," tandasnya. (mg6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar