Selasa, 18 Desember 2012

"perjuangan seorang tukang becak"

Judul :"perjuangan seorang tukang becak"
Penulis : win raharjo
email : ardy.sagitarius@yahoo.com





kali ini aku akan berbagi sedikit cerita "perjuangan seorang tukang becak"
cerita ini ku ambil sebagian dari kehidupan ku dan sekelilingku yg sebagian besar warga  adalah tukang becak
saat aku masi berusia 6 tahun aku sering di ajak ayah keliling desa dengan becak kebanggaanya( becak roket) ya begitulah sebutan untuk becak kecil dan pendek itu ,hapir setiap sore setelah ayah pulang dari narik becak beliau mengajak aku dan adik perempuan ku keliling desa dengan becaknya.
sampai kini ku tumbuh dewasa dan sekarang aku di jakarta dan ayah di desa masi tetap setia jadi tukang becak
dulu waktu ku masi kecil aku slalu minta uang sama ayah  kalau dia pulang dari narik becak tanpa perduli ia pulang dari narik becak bawa hasil atau tidak,tpi ayah slalu ngasih tiap aku minta ,50 rupiah,waktu itu 50 rupiah masi bisa buat jajan dan dapet banyak,
 
kini ku ada di rantau dan saat aku pulang kampung dari jakarta ke pemalang dari perjalanan pulang inilah baru aku tau perjuangan seorang tukang becak untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk menghidupi anak dan istrinya,demi asap dapurnya agar tetap mengepul..
dari sepanjang jalan pantura di mulai dari brebes sampai aku turun di pertigaan sirangkang ,setiap bus melambatkan lajunya dan berhenti..dari kejauhan terlihat beberapa orang berlarian mengejar penumpang bus yang turun, berharap ia mau menumpang di becak nya agar bisa dapet rupiah tapi langkah cepat mereka yang penuh harap itu di patahkan begitu saja ketika si penumpang itu berkata "ngapunten pak kulo di jemput rencange kulo ngangge sepeda motor" dan berlalu bgtu saja tanpa peduli dengan wajah-wajah penuh harap dari mereka para tukang becak..
 
dinginya angin malam tak menyurutkan semangat para tukang becak tung mencari rejeki demi anak istri yg menanti penuh harap di rumahnya....
bus pun melaju kembali dan tak lama berhenti kembali tuk menurunkan penumpang ,dan seperti biyasa rombongan tukang becak pun berlari berebut satu penumpang  yg turun dari bus itu kali ini penumpang itu ikut salah satu tukang becak yg membawakan barang bawaanya..terlihat senyum gembira dari wajah tukang becak itu,dan dari wajah tukang becak lain yg masih murung karena belum juga dapet penumpang malam itu...
 
kini bus yang aku tumpangi hampir sampai di terminal pemalang namun tidak masuk ke terminal dan kondektur pun berteriak " yo sing pan medun nang terminal pemalang siap-siap meh anjuk, sing kalongan njagong bae'' begitu dia teriak mengingatkan penumpang yg mau turun,
bus pun berhenti...dan para penumpang sebagian turun,dan aku melihat kembali para tukang becak itu berlarian mengejar dan berebut penumpang....tapi sayang tak ada satu pun penumpang yg mau naik becak mereka dan lebih memilih ojek. yg menurutnya lebih cepat.. terlihatlah muka muka pasrah dari mereka para tukang becak.yang notaben nya orang melarat yang berjiwa besar....
bus ku pun mulai jalan kembali dan taklama berhenti kembali di pertigaan NGGANDULAN, dan turunlah penumpang suami istri itu dan seorang anak kecil...dan kulihat di sana cuma ada satu tukang becak yg lagi tidur pulas di atas becak nya ,dan dia terbangun karna mendengar suara mesin bus yg berhenti  dan langsung berlari mengejar penumpang yg baru turun itu dan menawarkan jasanya untuk mengantar suami istri itu..dan aku kagum dan terharu melihat semangat tukang becak itu yg di usianya yg tak muda lagi ia masi bersemangat tuk mengayuh  becak..
dan bus ku mulai jalan kembali...dan tak lama aku sampai di pertigaan sirangkang,ya pertigaan sirangkang ini adalah tempat ayahku mangkal narik becak ,tapi ayahku hanya siang hari menarik becaknya,
setelah aku turun di pertigaan sirangkang di sana amat sangat sepi ,ya mungkin karna sudah pukul 04.00 pagi jadi tukang becak udah pada pulang mungkin, tapi ada satu orang yang masi ter tidur di teras balai desa sirangkang..dan melihat becaknya terparkir di pelataran kantor desa..perlahan tapi pasti  aku bangunkan orang itu,yg di ketahui beliau adalah orang dukuh sipelem,"pak pak ijeh narik pora pak diter maring karangasen gelem pora" begitulah aku membangunkan tukang becak itu ,dan ia langsung meng iakan ajakanku itu dengan mata yg masih ngatuk ia mengayuh becaknya melewati lobang jalanan sepanjang jalan dari sirangkang sampai karangasem yang begitu rusak jalanya tapi dia tetap semangat terus mengayuh becak itu,terdengar  nafasnya yang terhela,mungkin kecapean ia mengayuh becaknya yang lumayan jauh dan jalananya pun rusak,
sesampai nya aku di depan gang rumahku aku berhenti dan bertanya pada tukang becak itu," pinten pak" maksudku menanyakan berapa ongkos becak, dan dengan nafas yg masi ngos ngosan dia mengatakan, "wes limolas awu bae" 15 ribu kata si tukang becak itu,,dan aku membayarnya 15 rbu dan dia pun pergi,,
betapa kerasnya perjuanganya hanya untuk mendapatkan uang 15 ribu ia mengayuh becak sejauh hampir 3 kilo dan memakan waktu 40 menit itu...
 
di situlah aku baru tau betapa besar perjuangan mereka para tukang becak tuk menghidupi keluarganya..
dan ku baru tau itu....aku ga bisa bayangkan ketika ayah berlari dan berebut penumpang demi keluarganya yg sedang menunggu di rumah.
 
 
 
 
pesan buat kawan ku yg pulang kampung
kelak agar kalian lebih memperhatikan nasip tukang becak
sisikan sedikit rupiah mu tuk membayar jasa antarnya
dan kalau bisa jngan mintak di jemput ketika kamu pulang
beri kesempatan pada mereka para tukang becak tuk mengantarkan
kamu ke tempat tujuan,,,
 
15 ribu mungkin bagi kalian yg dari jakarta tak begitu berarti
tapi 15 ribu itu bagi para tukang becak sangatla berati.
tolong jangan kau patahkan harapan mereka dengan kata "ma'af aku wes di jemput"
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar