Judul :"perjuangan seorang tukang
becak"
Penulis : win raharjo
nama FB. : Bento Exsekutif Karangasem PC
email : ardy.sagitarius@yahoo.com
kali ini aku akan berbagi sedikit cerita "perjuangan seorang tukang
becak"
cerita ini ku ambil sebagian dari kehidupan ku dan sekelilingku yg sebagian
besar warga adalah tukang becak
saat aku masi berusia 6 tahun aku sering di ajak ayah keliling desa dengan
becak kebanggaanya( becak roket) ya begitulah sebutan untuk becak kecil dan
pendek itu ,hapir setiap sore setelah ayah pulang dari narik becak beliau
mengajak aku dan adik perempuan ku keliling desa dengan becaknya.
sampai kini ku tumbuh dewasa dan sekarang aku di jakarta dan ayah di desa
masi tetap setia jadi tukang becak
dulu waktu ku masi kecil aku slalu minta uang sama ayah kalau dia pulang dari narik becak tanpa
perduli ia pulang dari narik becak bawa hasil atau tidak,tpi ayah slalu ngasih
tiap aku minta ,50 rupiah,waktu itu 50 rupiah masi bisa buat jajan dan dapet
banyak,
kini ku ada di rantau dan saat aku pulang kampung dari jakarta ke pemalang dari
perjalanan pulang inilah baru aku tau perjuangan seorang tukang becak untuk
mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk menghidupi anak dan istrinya,demi asap
dapurnya agar tetap mengepul..
dari sepanjang jalan pantura di mulai dari brebes sampai aku turun di
pertigaan sirangkang ,setiap bus melambatkan lajunya dan berhenti..dari
kejauhan terlihat beberapa orang berlarian mengejar penumpang bus yang turun,
berharap ia mau menumpang di becak nya agar bisa dapet rupiah tapi langkah
cepat mereka yang penuh harap itu di patahkan begitu saja ketika si penumpang
itu berkata "ngapunten pak kulo di jemput rencange kulo ngangge sepeda
motor" dan berlalu bgtu saja tanpa peduli dengan wajah-wajah penuh harap
dari mereka para tukang becak..
dinginya angin malam tak menyurutkan semangat para tukang becak tung mencari
rejeki demi anak istri yg menanti penuh harap di rumahnya....
bus pun melaju kembali dan tak lama berhenti kembali tuk menurunkan
penumpang ,dan seperti biyasa rombongan tukang becak pun berlari berebut satu penumpang
yg turun dari bus itu kali ini penumpang
itu ikut salah satu tukang becak yg membawakan barang bawaanya..terlihat senyum
gembira dari wajah tukang becak itu,dan dari wajah tukang becak lain yg masih
murung karena belum juga dapet penumpang malam itu...
kini bus yang aku tumpangi hampir sampai di terminal pemalang namun tidak
masuk ke terminal dan kondektur pun berteriak " yo sing pan medun nang
terminal pemalang siap-siap meh anjuk, sing kalongan njagong bae'' begitu dia
teriak mengingatkan penumpang yg mau turun,
bus pun berhenti...dan para penumpang sebagian turun,dan aku melihat kembali
para tukang becak itu berlarian mengejar dan berebut penumpang....tapi sayang
tak ada satu pun penumpang yg mau naik becak mereka dan lebih memilih ojek. yg
menurutnya lebih cepat.. terlihatlah muka muka pasrah dari mereka para tukang
becak.yang notaben nya orang melarat yang berjiwa besar....
bus ku pun mulai jalan kembali dan taklama berhenti kembali di pertigaan
NGGANDULAN, dan turunlah penumpang suami istri itu dan seorang anak kecil...dan
kulihat di sana cuma ada satu tukang becak yg lagi tidur pulas di atas becak
nya ,dan dia terbangun karna mendengar suara mesin bus yg berhenti dan
langsung berlari mengejar penumpang yg baru turun itu dan menawarkan jasanya untuk
mengantar suami istri itu..dan aku kagum dan terharu melihat semangat tukang
becak itu yg di usianya yg tak muda lagi ia masi bersemangat tuk mengayuh becak..
dan bus ku mulai jalan kembali...dan tak lama aku sampai di pertigaan
sirangkang,ya pertigaan sirangkang ini adalah tempat ayahku mangkal narik becak
,tapi ayahku hanya siang hari menarik becaknya,
setelah aku turun di pertigaan sirangkang di sana amat sangat sepi ,ya mungkin
karna sudah pukul 04.00 pagi jadi tukang becak udah pada pulang mungkin, tapi
ada satu orang yang masi ter tidur di teras balai desa sirangkang..dan melihat
becaknya terparkir di pelataran kantor desa..perlahan tapi pasti aku bangunkan orang itu,yg di ketahui beliau
adalah orang dukuh sipelem,"pak pak ijeh narik pora pak diter maring
karangasen gelem pora" begitulah aku membangunkan tukang becak itu ,dan ia
langsung meng iakan ajakanku itu dengan mata yg masih ngatuk ia mengayuh
becaknya melewati lobang jalanan sepanjang jalan dari sirangkang sampai
karangasem yang begitu rusak jalanya tapi dia tetap semangat terus mengayuh
becak itu,terdengar nafasnya yang
terhela,mungkin kecapean ia mengayuh becaknya yang lumayan jauh dan jalananya
pun rusak,
sesampai nya aku di depan gang rumahku aku berhenti dan bertanya pada tukang
becak itu," pinten pak" maksudku menanyakan berapa ongkos becak, dan
dengan nafas yg masi ngos ngosan dia mengatakan, "wes limolas awu
bae" 15 ribu kata si tukang becak itu,,dan aku membayarnya 15 rbu dan dia
pun pergi,,
betapa kerasnya perjuanganya hanya untuk mendapatkan uang 15 ribu ia
mengayuh becak sejauh hampir 3 kilo dan memakan waktu 40 menit itu...
di situlah aku baru tau betapa besar perjuangan mereka para tukang becak tuk
menghidupi keluarganya..
dan ku baru tau itu....aku ga bisa bayangkan ketika ayah berlari dan berebut
penumpang demi keluarganya yg sedang menunggu di rumah.
pesan buat kawan ku yg pulang kampung
kelak agar kalian lebih memperhatikan nasip tukang becak
sisikan sedikit rupiah mu tuk membayar jasa antarnya
dan kalau bisa jngan mintak di jemput ketika kamu pulang
beri kesempatan pada mereka para tukang becak tuk mengantarkan
kamu ke tempat tujuan,,,
15 ribu mungkin bagi kalian yg dari jakarta tak begitu berarti
tapi 15 ribu itu bagi para tukang becak sangatla berati.
tolong jangan kau patahkan harapan mereka dengan kata "ma'af aku
wes di jemput"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar