Rabu, 27 Juli 2011

puisi

kebisuan menemani sepiku
memburu waktu yang terlampui
oleh rinai hujan yang menyambangi
gejolak jiwa yang membara

saat bisikan hati mengikuti
nurani yang tercabik
oleh rindu yang syahdu
yang mengaliri setiap nadiku

disinipun aku
menunggu waktu
yang terbuang
digerogoti oleh sejuta pilu
 
 
Ketika fajar menyapa
di ufuk timur
Secerah hari Sehangat sinarmu mentari pagi

Kujelang engkau dengan semangat baru
Tuk kuat jalani hidup ini
Kugantung harapku
Kuraih dalam lindungan dan rahmat dan ridhoMU
Izinkan kutemukan dia pengokoh hati
Dampingiku jalani
suka duka hidup ini
Dalam cahayaMU Allahu Rabbi
 
Aku terdiam di kesunyian malam
menunggu terbitnya sang surya
menunggu datangnya cinta
yang saat ini ku rasa hanya lah hampa didalam jiwa
jiwa terasa mati, saat engkau tak ada disisi ku lagi
cinta oh cinta
datanglah bersama terbitnya sang surya
dan jangan pernah tenggelam walaw bumi berguncang
cinta oh cinta
kuatkan aku untuk tetap jalani hidup ini
teruslah dampingi aku sampai sang surya benar benar tenggelam untuk selamanya.
 
Hujan. . . .tahu kah kamu? ?
Aku merindukan nya. . .
Rindu tawanya. . .
Rindu candanya. . .
Dia selalu menari indah dalam ingatanku. . .
Dia selalu hadir di tidur lelapku. . .
Orang yang membunuh semua harapanku. . .
Tak pernah mampu kuhapus dia dari dinding hatiku. . .
Panah yang telah melukaiku. . .
Tak pernah mampu melawan dewa cinta yang dia persembahk an
dulu. . .
Wahai hujan. 
 
 
ada yang sedih karna senyumku
ada yang menangis karena kata-katak u
ucapanku kadang bak sembilu
tegur sapaku menyinggun g kalbu

gerak tubuhku menabur resah
tawa candaku mengundang rasa
cara pandang yang berbeda
tersikapi dengan salah

karena RAMADHAN tlah diambang
saatnya menyiapkan diri seorang
dengan penuh penghormatan
kuminta maaf pada kawan dan handai taulan
 
 
Dekap kasih ada rindu mengambang
dibawah percikan bulir permata air hujan
mengilau hayalan dibawah sinar rembulan
tanpa bintang malam mengikuti remang
gelap jalan ke,abadian rasa tertempuh jarak
memakan waktu lama ditempuh membius
hasrat ingin berpelukan dengan mu kasih.
 
 
Aku terbangun dalam pagi yang terasa sama.
Meskipun sekarang aku terjebak...
dalam musim yang berbeda.
Mentari terbangun dengan malas,
mungkin masih terayun dalam mimpi,
terlihat dengan angkuhnya...
berselimutkan gumpalan awan.
Jujur aku iri...
kenapa gumpalan awan tercipta
untuk menghangatkan mentari
yang sudah hangat?
Kenapa bukan....
untuk menghangatkan bongkahan hatiku
yang masih dingin?
Dingin.....Hingga tak mampu lagi merasakan luka
apa lagi yang akan diingatnya
untuk pagi yang sama......
 
PujaNgga

D'tanah asmara yg hampa..
Hadir seorang pemuda..
Duduk sndri druang trbuka..
Mngenang ksengsaraan dlm brcinta..
Hti.a mnjrit dbwah lngit..
Mrenung djiwa yg mndung..
Mnyndri dlahan bunda pertiwi..
Duduk tnduk mnanti ptunjuk..
Rembulan mlm smpaikan slm..
Sbgai sapaan mnymbut mlm..
Smkin kelam rnungan-pun smkin dlm..
Terlelap diam lhir lh ilham..
Dngan syair dia mulai brpkir..
Dngan sastra dia sntai brbcra..
Dngan puisi d'ungkapkan isi hti..
Dngan soneta dia brcrita..
Dngan cinta dia brkta......
 
Terkadang dalam hati terbesit sekilas khayal
Mungkinkah semua ayal di benak hanyalah rengkuh
Bilakah cahaya di hati itu tak kan sia termakan waktu
Sepintas hadir dalam benak jiwa, suatu keindahannya rasa
Namun semua warna yang terangi hati hanyalah sekedar penghias
Bintang di hati dengan sesaat hampiri jiwa yang kosong
Sinar cahaya terangi gelapnya hati dan jiwa dalam kesepian
Biarkanlah ronanya kasih penuhi ruang hati tanpa ubah keindahan 
 
Ujung senja ku berpikir
inikah hidup?.Hidup untuk hari ini
segelas cerita aroma kelanjutan hidup
membuka secarik pengalamn jiwa

Lara terasa berat otak bepikir
tanah perkuburan menja jiwa
ayah bunda alam sana

Sebatang kara itu bukan pilihan
takdir ketetapan untuk hidup
aku resah kadang ingin tak itu
namun waktu selalu berkuasa
 
 
Ketika ucapku tak lg kau dengar..
Brulah kau akan sadar betapa tulus hati ini..
Dan jika tak kau dengar lg kalimat dariku..
Kau akan menyesal karena melakukan ini..

Udara kini berubah..
Tak lg menyejukan hati kecil ini..
Tak lg menemaniku di setiap renungku..
Tp aku yakin bahwa benar masih ku genggam.

Aku lelaki yg pantang berpaling dari dilema khdupan..
Meski kadang langkah gemetar..
Meski kadang jantung ber debar.. Namun slalu ku coba tuk tetap tegar.

Enyahlah kau dariku..
Karna aku hanya membebanimu..
Maafkan jk aku merelakan itu, tp itu karena aku sayang padamu..
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar